Senin, 12 April 2010

Museum Wayang

1.   Lokasi Museum Wayang
       Museum Wayang adalah sebuah museum yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Jakarta Barat. Masih diseputar Kawasan Kota Tua Batavia, Museum ini terletak satu area dengan Museum Fatahillah, berdekatan dengan Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri dan juga Museum Keramik. Dan juga Museum Wayang tidak jauh dari Stasiun Jakarta Kota.

2.       Sejarah Museum Wayang Jakarta
           Gedung yang tampak unik dan menarik ini telah beberapa kali mengalami perombakan. Pada awalnya bangunan ini bernama De Oude Hollandsche Kerk (Gereja Lama Belanda) dan dibangun pertamakali pada tahun 1640. Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 akibat hancur oleh gempa bumi pada tahun yang sama. Di atas tanah bekas reruntuhan inilah dibangun gedung Museum Wayang, diresmikan dan pemakaiannya sebagai museum oleh Gubernur Jakarta saat itu yaitu Ali Sadikin pada 13 Agustus1975.
          Museum ini sebelumnya disebut sebagai Museum Batavia yang dibuka pada tahun 1939 oleh Gubernur Jenderal Belanda yaitu Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Gedung ini dibangun pada tahun 1912 bergaya Neo Renaissance dan pada tahun 1938 dipugar dan disesuaikan dengan gaya rumah Belanda saat itu. Gedung ini bukan merupakan bekas gedung gereja Belanda, karena gedung gereja tersebut sudah runtuh akibat gempa. Tapi memang berdiri di atas tanah bekas Gereja Belanda Baru atau Nieuwe Hollandse Kerk (1736) dan Gereja Belanda Lama atau Oude Hollandse Kerk (1640-1732). Pada tanggal 7 November 2003, PBB memutuskan untuk mengakui Wayang Indonesia sebagai warisan dunia yang patut dilestarikan.

3.       Berbagai Macam yang di Pamerkan
         Saat memasuki gedung museum, kita akan disambut oleh sepasang Ondel-ondel yaitu kesenian tradisional betawi dan juga tokoh pewayangan Bima dengan ukuran hampir sama dengan ukuran ondel-ondel. Selain wayang, seluruh perlengkapan seputar ‘pewayangan’ juga dipajang di museum ini, mulai dari alat penerangan untuk wayang kulit, untuk membuat bayangan di belakang layar yang disebut Lampu Blencong, juga ada alat musik pengiring seperti gamelan, panggung yang biasa dipakai untuk panggung boneka, dan lain - lain.
         Koleksi Wayang di dalam Museum ini terdiri dari beberapa perangkat Wayang Kulit, Wayang Golek, berbagai topeng, wayang kaca, wayang seng, lukisan dan boneka-boneka dari luar negeri. Beberapa koleksi langka dari Nusantara antara lain Wayang Intan, Wayang Suket, Wayang Beber dan Wayang Revolusi. Di dalamnya juga ada boneka terkenal, yaitu si Unyil dan teman-temannya, yang sempat ditayangkan di TVRI tahun 80an.
        Di tengah gedung di lantai dasar terdapat Taman, disebutnya Taman Museum Wayang. Disana terlihat beberapa prasasti peninggalan Belanda diantaranya Jan Pieterszoon Coen tahun 1634. Juga terdapat Ruang Punakawan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seperti : Seminar, Sarasehan, pergelaran, pertunjukan mini dan lain - lain. Dan secara berkala Museum Wayang menampilan pertunjukkan pada pukul 10.00 – 14.00 setiap hari Minggu kedua (Pergelaran Wayang Golek) dan hari Minggu terakhir (Pergelaran Wayang Kulit).
       Saat ini Museum Wayang sedang melakukan ekspansi ke gedung baru disebelahnya. Terlihat bangunan hampir selesai, dan desainnya modern. Dilengkapi dengan lift untuk kemudahan kunjungan.
      Di lantai bawah dekat pintu keluar, terdapat kios yang menjual beberapa cinderamata berupa Wayang Golek, Wayang Kulit, buku pewayangan, gantungan kunci, pajangan, dan aneka barang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar